Pernah dengar yang namanya PES? Winning Eleven? Gk mungkin gk tau, kalau gk tau maka bisa dipastikan masa kecil anda kurang bahagia.

Kalau berbicara main PES pasti berhubungan dengan rental PS.

 

Bermain PES itu enaknya main sama teman, kalau kalah tinggal nyalahin stik aja.

 

Jujur aja gue main PES itu sangat NOOB. Saat teman-teman gue dah main sama BOT di level Superstar, gue main sama BOT di level beginner. Yah maklum aja, dulu itu gue gak mengenal game Playstation, gue taunya game PC doang, sekalipun itu cuman game-game yang sudah ada komputer.

 

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Akhirnya gue bisa naik tingkat ke level amateur. Dan gue sudah bermain di PC, udah gak harus sewa PS di rental PS lagi buat main PES. Untuk ke level reguler cukup mudah sebenarnya, level beginner dan level amateur tidak terlalu berbeda tingkat kesulitannya, jadi gue tidak mengalami kesulitan buat level up. Gue cukup lama stuck berada di level reguler, sebenarnya pernah coba untuk main ke level profesional, tapi gue ke bantai sama tim bot. Penyebab gue lama di level reguler karena gue mainnya di laptop, bayangin aja lu harus main di keyboard laptop dan gak boleh main ‘kasar’ karena itu satu-satunya keyboard yang lu punya.

 

Ya... akhirnya gue punya keyboard eksternal, finally!!

 

Mencoba untuk bermain di level profesional dengan keyboard baru, ternyata cukup mudah - asalkan tidak melawan tim papan atas. Ya, sekiranya itu lah sejarah gue dalam main PES dari lawan bot di level beginner sampai level profesional.

 

Kalau bermain PES, pasti pernah mencicipi yang nama Master League dong. Nah di sini gue main Master League dengan memakai klub Feyenoord - gak tau klub Feyenoord? Google dong!

 

Awal main dengan Feyenoord, cuman bisa main di liga Eredivisie dan di piala KNVB. Gak menang Liga, bahkan hampir ke degradasi, untungnya berhasil mencapai peringkat 8 di liga. Tapi gue menang piala KNVB, jadinya berhak untuk tampil di Europa League.

 

Perjalanan di Europa League sangat terjal, hampir tidak lolos, tapi berkat usaha yang keras, gue berhasil lolos dengan peringkat ke-2 di grup. Dan mulai dari sini, gue nyesel lolos dengan peringkat ke-2 di grup. Pada pertandingan pertama harus melawan Tottenham, pada Leg 1 gue kalah dengan skor 5-6, match yang membuat gue tercengang karena bisa saling balas goal. Gue menang di Leg 2 atas Tottenham - lupa skornya.

 

Ke babak berikutnya bukannya mendapat lawan mudah malah gue harus melawan Sevilla. Singkat cerita gue menang atas Sevilla, akhirnya gue lolos untuk ke babak semifinal, dan lagi-lagi gue harus melawan tim papan atas, yaitu Borussia Dortmund.

 

Pada Leg pertama gue ke bantai dengan skor 6-1. Udah nyerah sebenarnya untuk lanjut, bahkan sempat kepikiran buat exit biar gak ke save hasilnya - kalau bisa curang kenapa gak. Tapi akhirnya memilih buat lanjut dan hasil pada Leg 2, membuat gue menangis bahagia - alay!! Gue berhasil membantai Dortmund, yeay! Tapi sayangnya gue harus mengakui ke unggulan tim SV Werder Bremen di partai final.


Catatan: Gue bukan pendukungnya Feyenoord.